LAPORAN PRAKTIKUM JEMBATAN AC


LAPORAN PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
“JEMBATAN AC





NAMA            : EDWIN KURNIAWAN
NIM                 : A1C317051





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018


I.                   Judul                    : “ Jembatan Arus Bolak-Balik “
II.                Tujuan                 :
a.       mahasiswa mengetahui dengan baik kegunaan dari masing-masing jenis jembatan AC beserta dengan konfigurasi, teori, dan konsep-konsepnya
b.      mahasiswa mampu melakukan pengukuran dengan berbagai jenis jembatan AC
c.       mahasiswa dapat menganalisis pengaruh dari masing-masing komponen dalam jembatan AC
III.             Landasan Teori
Bentuk dasar jembatan AC terdiri dari empat lengan, sumber eksitasi dan menyeimbangkan detektor. Setiap lengan terdiri dari impedansi. Sumber AC adalah pasokan persediaan tegangan AC pada frekuensi yang diperlukan.
Jembatan arus bolak-balik beraneka macam ragamnya. Kondisi-kondisi keseimbangan pada arus bolak-balik pada umumnya tergantung dari frekuensi sumber energinya, akan tetapi untuk pengukuran impedansi adalah sangat memudahkan bila kondisi-kondisi keseimbangan dibuat tidak tergantung pada frekuensi. Jembatan arus  bolak-balik yang kondisi keseimbangannya tergantung dari frekuensi disebut jembatan- jembatan frekuensi dan jembatan ini mendapatkan penggunaannya untuk pengukuran frekuensi sederhana atau dalam osilator dan filter. (Soedjana, 1976 : 123 – 124).
Jala-jala yang yang didapatkan dengan menggantikan tahanan-tahanan yang terdapat pada empat cabang dari suatu jembatan arus searah dengan impedansi-impedansi disebut jembatan bolak-balik. Karena hukum Ohm juga berlaku untuk arus bolak-balik, maka kondisi untuk keseimbangan didapat sebagai berikut:
       .  =  .                                                                      (1)
Persamaan ini adalah sama dengan dua persamaan di bawah ini:
      | | | = | |                                                                      (2)
Bila kondisi keseimbangan tersebut ditulis dengan suatu persamaan yang memperlihatkan hubungan-hubungan antara bagian-bagian nyata dan bagian-bagian imajinernya, maka didapat hubungan keseimbangan sebagai berikut:
       .  -  .  =  .  -  .                                         (3)
       .  +  .  =  .  +  .                                      (4) 
            Dari persamaan di atas maka dapat dilihat bahwa kondisi keseimbangan dinyatakan dalam dua persamaan. Hal ini adalah merupakan perbedaan pokok dengan  persamaan keseimbangan dalam jembatan arus searah. Jadi dengan demikian, maka  berbeda dengan jembatan arus searah, dimana keseimbangan bisa dicapai dengan  pengaturan satu cabang, maka untuk jembatan arus bolak-balik, keseimbangan hanya didapat dengan pengaturan dua komponen dari jembatan.
Menurut Dinata (2015: 84-85), Daya pada arus bolak-balik atau alternating current (ac) ada 3 macam yaitu daya aktif, dayareaktif dan daya nyata.
  1. Daya Aktif
Daya aktif digunakan secara umum oleh konsumen. Daya aktif inilah yang biasanya dapat dikonversikan dalam bentuk kerja. Satuan dayaaktif dinyatakan dalam watt. Daya aktif (realpower), didapat dari persamaan:
P = V.I.cos
  1. Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet. Maka akan terbentuk fluks magnet. Satuan daya reaktif dinyatakan dalam VAr. Daya reaktif (reactivepower), didapat dari persamaan:
 Q = V.I.sin

  1. Daya Nyata
Daya nyata adalah penjumlahan geometris dari daya aktif dan daya reaktif. Daya nyata merupakan daya yang diproduksi oleh perusahaan sumber listrik untuk diditribusikan ke konsumen. Satuan daya nyata ini dinyatakan dalam VA. Daya nyata (apparent power), didapat dari persamaan:
S = V.I
Daya aktif dan reaktif didefinisikan secara matematika sebagai berikut:
P + JQ = Vsrms.Irms S
            Jembatan arus bolak-balik merupakan perluasan wajar dari jembatan arus searah dan dalam bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan jembatan, sumber eksitasi, dan sebuah detector nol. Sumber daya menyalurkan suatu tegangan bolak-balik ke jembatan pada frekuensi yang diinginkan. Untuk   pengukuran pada frekuensi rendah, antaran sumber daya (power line) dapat berfungsi sebagai sumber eksitasi, pada frekuensi yang lebih tinggi, sebuah osilator umumnya menyalurkan tegangan eksitasi. Detektor nol harus memberi tanggapan terhadap ketidakseimbangan arus-arus bolak-balik dan dalam bentuk yang paling sederhana (tetapi sangat efektif) terdiri dari sepasang telepon kepala (head phones). Dalam pemakaiaan lain, detektor nol dapat terdiri dari sebuah penguat arus bolak-balik bersama sebuah alat pencatat keluaran atau sebuah indikator tabung sinar elektron (tuning eye) (William,1999:24).
            Cara mengukur induksi diri dengan menggunakan metoda jembatan            Maxwell ini diperlukan sumber arus bolak-balik (AC) dalam pengukurannya. Induktansi yang akan diukur ( ) ini disambung pada rangkaian jembatan yang akan dipersamakan.
            (Suryatmo,1997: 89-92), Rangkaian jembatan Maxwell Ketika sakelar S ditutup dalam jembatan, maka akan dialiri oleh arus bolak- balik. Untuk memperoleh keseimbangannya diaturlah induktansi standar dengan tahanan standar . Maka setelah dicapai keseimbangan berlakulah:
                        (  +  )  = (  +  )                                                                      
(  + 2 π f  )       = (  + 2 π f  )                            
                          =                                                          
            Pada kondisi seimbang, nilai-nilai tahanan nyata R dan tahanan       imaginer ( ) pada tiap-tiap induktansi harus sama, maka didapatlah sebagai             berikut:
                         =                                         atau                  =
                        dan (2 π f  )  = (2 π f  )         atau                  =
            Sehingga dapat ditulis:
                         =  =                                                                              
            Jadi, kondisi keseimbangan dari jembatan ini tidak bergantung pada frekuensinya. Karena R, , ,dan  telah diketahui, dan  dapat dicari seperti berikut ini:
                         =                    dan                   =                     
Dimana
              = Induktansi yang diukur
              = Tahanan nyata dari   
              = Induktansi standar
             = Tahanan nyata dari
             = Tahanan standar
            S= Sakelar
            T= Alat pendengar (head set )
             = Sumber tegangan AC 
Rangkaian jembatan AC pada umumnyabanyak digunakan dalam aplikasi pengukuran nilai suatu komponen., rangkaian jembatan dikatakan seimbang apabila arus yang mengalir pada cabang yang menghubungkan dua lengan dari jembatan tersebut sama dengan nol ampere. Dalam penerapannya, Digunakan resistor variabel yang nilainya sangat presisi yang diatur sehingga arus yang lewat pada bagian tengah (biasanya memakai galvanometer) sama             dengan nol ampere. Untuk rangkaian AC, kondisi seimbang pada rangkaian jembatan terjadi saat nilai impedansi dari masing-masing lengan/cabang dalam jembatan (Marthein, 2006: 45).
IV.             ALAT DAN BAHAN
1.        Resistor box
2.        Kapasitor
3.        Inductor
4.        Capit buaya
5.        Oscillator
6.        Galvanometer (menggunakan multimeter analog)
7.        Multimeter digital
V.                PERCOBAAN
GAMBAR RANGKAIAN PRAKTIKUM



          Gambar 3.1                                                                 Gambar 3.2


 Jembatan Maxwell                                                             Jembatan Hay
 




               Gambar 3.3                                                            Gambar 3.4
  Jembatan Wien                                                              Jembatan Schering
VI.             PROSEDUR PERCOBAAN
1)      Jembatan Maxwell
·      Susunlah rangkain Jembatan Maxwell seperti gambar di atas.
·      Nilai tegangan, frekuensi, Rx, Lx, Rs, Ra, Rm ditentukan oleh asisten.
·      Atur nilai kapasitansi Cs agar jembatan menjadi setimbang.
·      Catat data pengamatan kedalam tabel berikut:

V
F (Hz)
Rx
Rm
Ra
Rs
Cs
Lx
Ket











·      Buktikan dengan hasil perhitungan apakah nilai yang di dapat sesuai dengan teori yang berlaku.
2)      Jembatan Hay
·      Susunlah rangkain Jembatan Hay seperti gambar di atas.
·      Nilai tegangan, frekuensi, Rx, Lx, Rs, Ra, Rm ditentukan oleh asisten.
·      Atur nilai tahanan Cs agar jembatan menjadi setimbang.
·      Catat data pengamatan kedalam tabel berikut:
V
F (Hz)
Rx
Rm
Ra
Rs
Cs
Lx
Ket











·      Buktikan dengan hasil perhitungan apakah nilai yang di dapat sesuai dengan teori yang berlaku.
3)      Jembatan Wien
·           Susunlah rangkain Jembatan Wien seperti gambar di atas.
·           Nilai tegangan, R1, C1, R2, R3, C3, R4 ditentukan oleh asisten.
·           Atur frekuensi sumber tegangan agar jembatan menjadi setimbang.
·           Catat data pengamatan kedalam tabel berikut:
V
F (Hz)
Rx
Rm
Ra
Rs
Cs
Lx
Ket











·         Buktikan dengan hasil perhitungan apakah nilai yang di dapat sesuai dengan teori yang berlaku.
4)      Jembatan Schering
·      Susunlah rangkain Jembatan Schering seperti gambar di atas.
·      Nilai tegangan, frekuensi, R1, C1, R2, C3, Cx, ditentukan oleh asisten.
·      Atur nilai tahanan Rx agar jembatan menjadi setimbang.
·      Catat data pengamatan kedalam tabel berikut:
V
F (Hz)
Rx
Rm
Ra
Rs
Cs
Lx
Ket











·         Buktikan dengan hasil perhitungan apakah nilai yang di dapat sesuai dengan teori yang berlaku.

VII.          ANALISIS DATA
a. jembatan Maxwell
·         Menentukan Hambatan
Ø 
Ø 
 b. Jembatan Wien
  • Menentukan Hambatan
Ø 
  • Menentukan Frekuensi
Ø 
c. Jembatan Schering
  • Menentukan Tan θx . Tan θs 
Ø  Tan θx . Tan θs  = w (C2 s - C1 Q)
d. Jembatan carey-foster
  • Menentukan nilai M
Ø 
  • Menentukan L
Ø 
                                                 
VIII.       DATA PERCOBAAN
a.      Jembatan Maxwell
NO.
R1 (Ω)
R2 (Ω)
R3 (Ω)
C
1.
0,25
0,26
13,45
12
2.
250
82,6
134,5
1200

  1. Jembatan wien
NO
R1 (Ω)
R2 (Ω)
R3 (Ω)
R4 (Ω)
C1
C2
F
1.
0,25
74,4861
13,45
0,71
12
2,6
0,016
2.
250
7,45 x 1012
134,5
710
1200
260
0,16 x 10-5

  1. Jembatan schering
NO.
CS
S
Q
w
C1
C2
1.
22
44,61
70,897
0,84
12
7,4
2.
2200
446,1
708,97
84,1
1200
740

  1. Jembatan carey-foster
NO.
C
Q
R
S
1.
12
70,897
0,25
44,61
2.
1200
708,97
82,6
446,1

IX.             PEMBAHASAN
Bentuk umum rangkaian jembatan AC
Rangkaian jembatan seperti yang ditunjukkan pada gambar, banyak di gunakan dalam aplikasi pengukuran nilai suatu komponen. Pada jembatan Wheatstone rangkaian jembatan dikatakan seimbang jika arus yang mengalir pada cabang yang menghubungkan dua lengan dari jembatan tersebut sama dengan nol ampere. Dalam penerapannya digunakan resistor variable yang nilainya sangat presisi yang diatur sehingga arus yang lewat padabagian tengah ( biasanya galvanometer )
a)        Jika diketahui : R1 = 0,25Ω          , R2 =8,26 Ω    ,R3 = 13,45 Ω  , C=12
Tentukan Rx = …..? dan Lx  =…...?

Penyelesaian:
dan
Jembatan Maxwell
Jembatan Maxwell mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui.
  1. Diketahui: 
R1 = 0,25Ω
R2 =8,26 Ω
 R3 = 13,45 Ω
C=12
Ditanya :
 Rx = …..?
Lx  =…...?
Penyelesaian:
𝑅�� =  3 𝑅2 𝑅1
 𝑅𝑥 = 13,45 .8,26 0,25
 𝑅𝑥 = 444,388 Ω
 𝐿𝑥 = 𝑅3 𝑅2 𝐶 𝐿𝑥 = 8,26 .13,45 .12 𝐿𝑥 = 1333,164 𝑚𝑚
  1. Diketahui :
R1 = 250 Ω
R2 =82,6 Ω
R3 = 134,5 Ω
C=1200
Dit Rx = …..?      
Lx  =…...?
 Penyelesaian: 
𝑅𝑥 =  3 𝑅2 𝑅1
 𝑅𝑥 = 134,5 .82,6 250
 𝑅𝑥 = 44,4388 Ω
𝐿𝑥 = 𝑅3 𝑅2 𝐶
𝐿𝑥 = 82,6 .134,5 .1200
𝐿𝑥 = 13.331.640 𝑚𝑚
Jembatan Hay 
Jembatan Hay berbeda dari jembatan Maxwell yaitu mempunyai tahanan  R1 yang seri dengan kapasitor C1 sebagai pengganti tahanan parallel. Dengan segera keliahatan bahwa pada sudut-sudut fasa yang sama besar, R1 akan mempunyai nilai yang sangat rendah. Dengan demikian Hay lebih menyenyangkan untuk pengukuran Q tinggi.
𝒛𝟏 = 𝑹𝟏𝒋 𝝎𝑪𝟏 ; 𝒛𝟐 = 𝑹𝟐; 𝒛𝟑 = 𝑹𝟑; 𝒛𝒙 = 𝑹𝒙 + 𝒋𝝎𝑳𝒙
Jembatan wien
Jembatan Wien dikemukakan di sini bukan hanya untuk pemakaiannya sebagai jembatan arus bolak-balik guna mengatur frekuensi, tetapi juga untuk berbagai rangkaian bermanfaat lainnya.
Diketahui
R1 = 0,25Ω R3 = 13,45 Ω R4 = 0,71 Ω C1 =12 C3 =2,6
Dit:
R2 = ….?
Penyelesaian 
𝑅2 𝑅4 = 𝑅1 𝐶1 𝑅3 𝐶3
𝑅2 0,71 = 𝑂,25.12.13,45.2,6
𝑅2 = 74,8461 Ω 



Jembatan schering
Jemabatan schering, salah satu jembatan arus bolak-balik yang paling penting, dipakai secara luas untuk pengukuran kapasitor
Diketahui 
CS  = 22
S = 44,61
Q = 70,897
W  = 0,84
C1 = 12
C2 = 7,4
Dit:
Tan θx .Tan θs = …..?
Cx      = .....?
Penyelesaian: 
Cx  =  Cs  X   𝑠 𝑄𝐶𝑥
Cx  =  22  X  44,61 70,897
Cx  =  22 X 0,629 Cx  =  13,84 
 Tan θx . Tan θs  = w (C2 s - C1 Q) 
0,84 (7,4(44,61) – 12 (70,897))  = 0,84 (330,114 – 850,764)
= - 437,346


Jembatan carey-foster 
Diketahui
C = 12
Q = 70,897
R = 0,25
S = 44,61
Dit : M = …?        
L  = …?
Penyelesaian
𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑀 = 12 𝑥 70,897 𝑥0,25
𝑀 = 212,691
 𝐿 = (1 +44,61 70,897)
𝐿 = 212,691 (1,629)
𝐿 = 346,521 𝑚𝑚

Diketahui:
 C = 1200
Q = 708,97
R = 82,6
S = 446,1
Dit :
M = …?       
 L  = …?
 Penyelesaian
𝑀 = 𝐶 𝑥 𝑄 𝑥𝑅
𝑀 = 1200 𝑥 708,97 𝑥 52,6
𝑀 = 70273106,4
 𝐿 = (1 +446,1 708,97 )
𝐿 = 70273106,(1,6629)
𝐿 = 114474890,3 𝑚𝑚












X.                KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa:
  1. Jenis-jenis jembatan AC adalah Jembatan Maxwell, Jembatan Schering, Jembatan Hay, Jemabatan Win, dan Jembatan carey-foster. Untuk konsep masing-masing jembatan hanya berbeda sedikit akan tetapi akan tetap berpedoman pada persamaan Jembatan AC umum yakni
𝑧1𝑧4 = 𝑧2𝑧3
  1. Untuk melakukan pengukuran masing-masing jembatan diperlukan beberapa komponen dan harus memahami konsep dari masing-masing jemabatan.
  2. Untuk menganalisis pengaruh komponen perlu dilakukan uji coba dengan menggunakan rumus dari masing-masing jembatan dan dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan analisis yang tepat.













DAFTAR PUSTAKA

Cooper, William D. 1999. Instrumentasi Elektronika Dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Erlangga (Diterjemahkan oleh: Ir. Sahat Pakpahan)

Dinata, Irwan dan Wahri Sunanda. 2015. Implementasi Wireless Monitoring Energi Listrik Berbasis Database. Bangka Belitung: Jurnal Nasional Teknik Elektro. ISSN: 2302-2909. Vol.4, No.1

Kanginan, Marthein. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta

Soedjana, Sapiie.1976. Pengukuran dan Alat – Alat Ukur Listrik.     Jakarta:PT.Pradya Paramita.

Suryatmo. 1997. Fakultas Teknik: Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta: Bumi        Aksara











XI.             Lampiran
9.1 Lampiran Hitung
1.      Jembatan Maxwell
a.       Dik:
R1 = 0,25Ω          
R2 =8,26 Ω                      
R3 = 13,45 Ω                   
C=12
Dit Rx = …..?
      Lx  =…...?
Penyelesaian:

b.      Dik :
R1 = 250 Ω          
R2 =82,6 Ω                      
R3 = 134,5 Ω
C=1200
Dit Rx = …..?
      Lx  =…...?
Penyelesaian:


2.      Jembatan wien
a. Dik:
R1 = 0,25Ω                      
R3 = 13,45 Ω       
R4 = 0,71 Ω
C1 =12
C3 =2,6
Dit: R2 = ….?
       F = …?
Penyelesaian

b. Dik:
R1 = 250 Ω                      
R3 = 134,5 Ω       
R4 = 710 Ω
C1 =1200
C3 =260
Dit: R2 = ….?
       F = …?
Penyelesaian
250. 1200. 134,5. 260

3.      Jembatan schering
a. Dik :
CS  = 22
S    = 44,61
Q   = 70,897
W  = 0,84
C1   = 12
C2   = 7,4
Dit:
                       
Penyelesaian

Cx 

Tan θx . Tan θs  = w (C2 s - C1 Q)
=0,84 (7,4(44,61) – 12 (70,897))
= 0,84 (330,114 – 850,764)
= - 437,346
b. Dik :
CS  = 2200
S   = 446,1
Q   = 708,97
W  = 84,1
C1   = 1200
C2   = 740
Dit:
                       
Penyelesaian

Cx 

Tan θx . Tan θs  = w (C2 S - C1 Q)
=84,1 (740 (446,1) – 1200 (708,97))
= 0,84 (330114 – 850764)
= - 43786

4.      Jembatan carey-foster
a. Dik :
C = 12
Q = 70,897
R = 0,25
S = 44,61
Dit : M = …?
        L  = …?
Penyelesaian

 mm

b. Dik :
C = 1200
Q = 708,97
R = 82,6
S = 446,1
Dit : M = …?
        L  = …?

Penyelesaian

,3 mm







Komentar

Postingan populer dari blog ini

KLASIFIKASI, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF